Langsung ke konten utama

Analisa Fe dalam Sampel Dengan Metoda Gravimetri


PENETAPAN Fe DALAM Fe2O3

Oleh :
Nama : -



I.          TUJUAN
1.        Menentukan kadar (Fe) dalam garam besi (II).
2.        Menentukan konsentrasi besi dalam sampel secara gravimetri.

II.          DASAR TEORI
Pengendapan merupakan teknik yang paling luas penggunaanya untuk memisahkan analit dari panggungnya. Endapan yang terbentuk pada analisa gravimetri terutama  lebiuh besar dari pada metode analisa kuantitatif yang lain. Endapan yang berukuran besar akan mempermudah proses penyaringan sehingga tak terjadi kehilangan yang berarti pada saat endapan dipisahkan.
Gravimetri dalam ilmu kimia merupakan salah satu metode analisis kuantitatif suatu zat atau komponen yang telah diketahui dengan cara pengukuran berat komponen dalam keadaan murni setelah melalui proses pemisahan. Analisis gravimetri adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau senyawa tertentu. Metode gravimetri memakan waktu yang cukup lama, adanya pengotor pada konstiven dapat diuju dan bila perlu faktor-faktor koreksi dapat digunakan
Analisis gravimetri adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau senyawa tertentu. Bagian terbesar dari penentuan secara analisis gravimetri meliputi transformasi unsur atau radikal ke senyawa murni stabil yang dapat segera diubah menjadi bentuk yang dapat ditimbang dengan teliti. Berat unsur dihitung berdasarkan rumus senyawa dan berat atom unsur-unsur yang menyusunnya. Pemisahan unsur-unsur atau senyawa yang dikandung dilakukan dengan beberapa cara, seperti: metode penguapan, metode elektroanalisis, atau berbagai macam metode lainnya.
Gravimetri dapat digunakan untuk menentukan hampir semua anion dan kation anorganik serta zat-zat netral seperti air, belerang dioksida, karbon dioksida dan isodium. Selain itu, berbagai jenis senyawa organik pula ditentukan dengan mudah secara grvimetri. Contoh-contohnya antara lain: penentuan kadar laktosa dalam susu, salisilat dalam sediaan obat, fenolftalein dalam obat pencahar, nikotina dalam pestisida, kolesterol dalam biji-bijian dan benzaldehida dalam buah-buahan tertentu. Jadi, sebenarnya cara gravimetri merupakan salah satu cara yang paling banyak digunakan dalam pemeriksaan kimia. Metode Gravimetri untuk analisis kuantitatif didasarkan pada stoikiometri reaksi pengendapan, yang secara umum dinyatakan dengan persamaan:
a A + p P → A a P p
“a” adalah koefisien reaksi setara dari reaktan analit (A), “p” adalah koefisien reaksi setara dari reaktan pengendap (P) dan AaPp adalah rumus molekul dari zat kimia hasil reaksi yang tergolong sulit larut (mengendap) yang dapat ditentukan beratnya dengan tepat setelah proses pencucian dan pengeringan. Penambahan reaktan pengandap P umumnya dilakukan secara berlebih agar dicapai pengendapan yang sempurna (Ibnu, 2004: 135).
Metode Gravimetri untuk analisis kuantitatif didasarkan pada stoikiometri reaksi pengendapan, yang secara umum dinyatakan dengan persamaan:
a A + p P → A a P p
“a” adalah koefisien reaksi setara dari reaktan analit (A), “p” adalah koefisien reaksi setara dari reaktan pengendap (P) dan AaPp adalah rumus molekul dari zat kimia hasil reaksi yang tergolong sulit larut (mengendap) yang dapat ditentukan beratnya dengan tepat setelah proses pencucian dan pengeringan. Penambahan reaktan pengandap P umumnya dilakukan secara berlebih agar dicapai pengendapan yang sempurna .
Dalam gravimetri, endapan biasanya dikumpulkan dengan penyaringan cairan induknya melalui kertas saring atau alat penyaring kaca masir. Kertas saring yang digunakan dalam gravimetri terbuat dari selulosa yang sangat murni sehingga jika dibakar hanya meninggalkan sisa abu sangat sedikit. Selain dengan penyaringan, endapan dapat pula dipisahkan dengan cara pengenap-tuangan. Dengan cara ini, endapan yang berada dalam cairan induknya diendapkan beberapa saat, kemudian cairan bagian atasnya dituangkan kedalam wadah lain. Pekerjaan ini dilakukan berulang-ulang sampai semua cairan terpisah dari endapan.
Garam Besi (II) dapat diendapkan menjadi endapan Besi (II) Hidroksida yang berwarna hitam kehijauan. Akan tetapi, besi ini kurang mantap karena mudah teroksidasi menjadi Besi (III). Oleh karena itu, Besi harus diendapkan sebagai Besi (III) Hidroksida. Sebelum pengendapan, dilakukan pengoksidasian menjadi Besi (III) yang mantap dengan Asam Nitrat, Air Brom maupun Hidrogen Peroksida. Garam Besi (III) kemudian diendapkan dengan Ammonia membentuk endapan selai Besi (III) Hidroksida yang berwarna cokelat yang setelah dipijarkan menjadi Besi (III) Oksida.

III.          ALAT DAN BAHAN
·                Alat
1.      Gelas piala
2.      Kertas saring
3.      Neraca analitik
4.      oven
5.      pipet volume 25 ml
6.      Labu semprot
7.      Corong
8.      Cawan porselain
9.      Batang pengaduk
10.  Pipet tetes
11.  Bunsen
12.  Kasa pembakar
13.  Kaki tiga
14.  Gelas ukur
·      Bahan
1.      larutan contoh
2.      asam nitrat (HNO3)
3.      ammonia
4.      aquadest

IV.     CARA KERJA
1.    Larutan contoh  sebanyak 25 ml dimasukkan kedalam gelas piala 500 ml, 10 tetes HNO3 pekat dimasukkan lalu dipanaskan sampai mendidih.
2.    Larutan tersebut diuji dengan setetes amunia untuk mengetahui apakah fe II sudah teroksidasi dengan sempurna menjadi fe (III), Bila larutan teroksidasi encerkan larutan dengan air suling sampai dengan 200 ml
3.    Panaskan larutan sampai mendidih, diendapkan dengan amonia hingga pengendapan sempurna. Lalu uji dengan meneteskan amonia. Jika tidak ada endapan berarti pengendapan sudah sempurna.
4.    Endapan didiamkan selama 30 menit diatas nyala api
5.    Ditimbang kertas saring kosong catat sebagai W0
6.    Larutan disaring menggunakan kertas saring yang sudah diketahui bobotnya, lalu dibuang filtrat dan air cuciannya.
7.    Kertas saring dimasukkan kedalam cawan porseline dan dipanaskan diatas nyala api untuk pengeringan. Kemudian dimasukkan kedalam oven selama 30 menit.
8.    Setelah pengeringan dtimbang kertas saring dan dicatat sebagai W1
9.     Kadar besinya kemudian dihitung


V.     DATA HASIL PENGAMATAN
No
Uraian
Hasil
1
Kertas whatman kosong(W0)
62,32 gr
2
Kertas saring dan endapan(W1)
62,45 gr
3
Volume HNO3
10 tetes
4
Volume amonia
1 pipet tetes

VI.              PERHITUNGAN

Massa endapan             =  W1 – W0
    =  0,80 – 0,78
                                            =  0.02 gr

Massa fe                      = massa endapan X
                                   = 0,80 X
                                             = 0,559 gr
   % fe          =  





        =
        =17,50%

  
VII.     HASIL DAN PEMBAHASAN
Gravimetri adalah suatu cara atau proses perhitungan dalam menentukan kadar besi (Fe) dimana senyawa yang akan ditentukan dilarutkan terlebih dahulu kemudian diendapkan menjadi endapan yang sukar larut. Dalam praktikum kali ini yaitu yang bertujuan agar mahasiswa dapat menentukan kadar besi (Fe) sebagai ferri trioksida, dimana Fe hanya bisa didapatkan dengan cara pembakaran atau pemijaran . Pemijaran dilakukan untuk mendapatkan endapan Fe2O3 dan melepas air yang masih tegantung dalam endapan. Untuk mengetahui kandungan Fe dalam garam dengan mengoksidasi Fe(II) dengan HNO3 menjadi Fe (III) stabil. Membentuk Fe(OH)3 dipanaskan dan membentuk Fe2O3 yang berwarna hitam kecoklatan.
Analisis gravimetri adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau senyawa tertentu.Pada percobaan kali ini yaitu menetukan kadar besi dalam garam besi dan menentukan konsentrasi besi dalam sampel gravimetri Besi sangat mudah dioksidasi pada kondisi yang bersifat basa. Oksigen di udara mengoksidasi endapan besi ( II ) hidroksida menjadi besi ( III ) hidroksida. Warna endapan yang menjadi gelap berasal dari efek yang sama. Amoinia dapat berperan sebagai basa atau ligan. Pada percobaan ini, amonia berperan sebagai basa, menghilangkan ion hodrogen. Kejadian yang sama terjadi ketika menambahkan larutan natrium hidroksida. Natrium kembali berubah warna yang menunjukkan kompleks Fe ( II ) hidroksida teroksidasi oleh udara menjadi Fe(III) hidroksida. Jika menambahkan larutan natrium karbonat ke larutan yang mengandung heksaaquobesi (III), dengan pasti akan diperoleh endapan seperti jika ditambahkan larutan natrium hidroksida atau amonium hidroksida. Saat ini, ion karbonat yang menghilangkan ion hidrogen dari ion heksaaquo dan menghasilkan kompleks netral.
 langkah awal yaitu melarutkan larutan contoh kedalam gelas piala dan ditambahkan 10 tetes HNO3 , Penambahan HNO3 berfungsi untuk mengoksidasi Fe2+ menjadi Fe3+,dan kemudian di uji menggunakan amonia berfungsi untuk mengetahui apakah larutan sudah teroksisadi dengan sempurna ,kemudian diencerkan dengan air suling kemudian di panaskan lagi sampai mendidih dan diuji lagi dengan amonia jika pada saat di teteskan amonia tidak terbentuk endapan baru berarti pengendapan sudah sempurna.setelah ituendapkan selama 30 menit dan kemudian disaring dan kertas saring dan endapan dimasukkan kedalam oven.


Ø PERTANYAAN

1.    Apa fungsi HNO3 didalam penetapan besi?
Ø  HNO3 berfungsi untuk mengoksidasi Fe2+ menjadi Fe3+
2.    Mengapa  didalam penetapan fe ini harus dirubah menjadi fe (III) Tidak langsung saja?jelaskan
Ø  karena fe III  biasanya terdapat dalam makanan
3.    Dapatkah pada penetapan ini HNO3 diganti dengan K2Cr2O7?jelaskan!
Ø  Tidak bisa,karena harus dalam kondisi asam
4.    Jelaskan fungsi  ammonia pada penetapan ini?
amonia berfungsi untuk membentuk endapan Fe(OH)3 yang bewarna coklat kehitaman


VIII.              KESIMPULAN DAN SARAN
8.1   Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang sudah dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1.      Analisis gravimetri adalah suatu metode kuantitatif dimana senyawa hendak ditentukan kemudian diendapkan menjadi endapan yang sukar larut .
2.      Penambahan HNO3 berfungsi untuk mengoksidasi Fe2+ menjadi Fe3+





8.2   Saran
Saran yang dapat disampaikan praktikan yaitu:
1.        Praktikan pada saat  bekerja harus didalam lemari asam karena bahan yang digunakan adalah bahan yang bersifat asam pekat.
2.        Praktikan harus lebih berhati hati pada saat percobaan karena bahan yang digunakan cukup berbahaya .
3.        Sebelum menggunakan kertas saring,jangan lupa kertas saring harus ditimbang terlebih dahulu karena berguna untuk menghitung massa endapan







IX.       DAFTAR PUSTAKA

Khairiah, hanifah. 2016. Modul Praktikum Kimia Analitik. Politeknik Kampar. Hal 5-7.

https://kusnandini.wordpress.com/2011/05/02/penetapan-kadar-besi-fe-secara-gravimetri/

















Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisa Kadar Vitamin C (Laporan Iodimetri)

PENETAPAN KADAR VITAMIN C OLEH : NAMA                    : Akihiko Yoshida NIM                         : - KELAS                   : - PENETAPAN KADAR VITAMIN C A.       TUJUAN             Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menetapkan kadar vitamin C (asam askorbat) secara iodimetri B.        LANDASAN TEORI             Titrasi redoks adalah titrasi yang melibatkan proses oksidasi dan reduksi. Kedua proses ini selalu terjadi secara bersamaan. Dalam titrasi redoks biasanya menggunakan potensiometri untuk mendeteksi titik akhir. Untuk mengetahui kadar vitam...

logo Stembatema