PENETAPAN KADAR VITAMIN C
OLEH
:
NAMA : Akihiko Yoshida
NIM : -
KELAS : -
PENETAPAN
KADAR VITAMIN C
A.
TUJUAN
Tujuan
dari praktikum ini adalah untuk menetapkan kadar vitamin C (asam askorbat)
secara iodimetri
B.
LANDASAN
TEORI
Titrasi
redoks adalah titrasi yang melibatkan proses oksidasi dan reduksi. Kedua proses
ini selalu terjadi secara bersamaan. Dalam titrasi redoks biasanya menggunakan
potensiometri untuk mendeteksi titik akhir. Untuk mengetahui kadar vitamin C
metode titrasi redoks yang digunakan adalah titrasi langsung yang menggunakan
iodium. Iodium akan mengoksidasi senyawa-senyawa yang mempunyai potensial
reduksi yang lebih kecil dibanding iodium. Vitamin C mempunyai potensial
reduksi yang lebih kecil daripada iodium sehingga dapat dilakukan titrasi
langsung dengan iodium. Pendeteksian titik akhir pada titrasi iodimetri ini
adalah dilakukan dengan menggunakan indikator amilum yang akan memberikan warna
biru pada saat tercapainya titik akhir (Gandjar, dkk., 2007).
Vitamin
C disebut juga asam askorbat, struktur kimianya terdiri dari rantai 6 atom C
dan kedudukannya tidak stabil (C6H8O6), karena mudah bereaksi dengan O2 di
udara menjadi asam dehidroaskorbat merupakan vitamin yang paling sederhana. Sifat vitamin C adalah
mudah berubah akibat oksidasi namun stabil jika merupakan kristal (murni).
mudah berubah akibat oksidasi, tetapi amat berguna bagi manusia (Safaryani,
dkk., 2007).
Vitamin
C adalah salah satu vitamin yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Vitamin C
mempunyai peranan yang penting bagi tubuh. Vitamin C mempunyai sifat sebagai
antioksidan yang dapat melindungi molekul-molekul yang sangat dibutuhkan oleh
tubuh. Vitamin C juga mempunyai peranan yang penting bagi tubuh manusia seperti
dalam sintesis kolagen, pembentukan carnitine, terlibat dalam metabolism
kolesterol menjadi asam empedu dan juga berperan dalam pembentukan
neurotransmitter norepinefrin. (Arifin, dkk., 2007).
Pemberian
kombinasi vitamin C dengan bioflavonoid dapat menghalangi dan menghentikan pembentukkan
superoksida dan hydrogen peroksida, sehingga dapat mencegah terjadinya
kerusakan jaringan akibat oksidan. Suplemen vitamin C diantaranya adalah
kombinasi vitamin C dan bioflavonoid, dipasaran diantaranya adalah Ester C®.
Bioflavonoid berfungsi meningkatkan efektivitas kerja vitamin C sehingga dapat
mengurangi konversi asam askorbat menjadi dehidroaskorbat. Vitamin C juga
mengandung likopen, likopen merupakan senyawa potensial untuk antikanker dan
mempunyai aktifitas antioksidan dua kali lebih kuat dari beta karoten (Wahyuni,
dkk., 2008).
Asam
askorbat terbukti berkemampuan memerankan fungsi sebagai inhibitor. Kristal
asam askorbat ini memiliki sifat stabil di udara, tetapi cepat teroksidasi
dalam larutan dan dengan perlahan-lahan berdekomposisi menjadi dehydro-ascorbic
acid (DAA). Selanjutnya secara berurutan akan berdekomposisi lagi menjadi
beberapa molekul asam dalam larutan sampai menjadi asam oksalat (oxalic acid)
dengan pH di atas 4. Pengaruh perubahan lingkungan asam askorbat tertentu tidak
berfungsi sebagai inhibitor (Tjitro, dkk., 2000).
C.
ALAT
DAN BAHAN
1.
Alat
Alat
yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
-
Buret
-
Lumpang dan alu
-
Statif dan klem
-
Labu takar
-
Erlenmeyer
-
Gelas kimia
-
Pipet tetes
-
Botol semprot
-
Timbangan analitik
-
Sendok tanduk
-
Hot plate
-
Batang pengaduk
2.
Bahan
Bahan
yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
-
Vitamin C
-
Larutan iodium
-
Larutan kanji
-
Aquades
-
H2SO4
D.
URAIAN
BAHAN
1.
Vitamin C (Dirjen POM,
1979).
Sinonim : asam askorbat
Berat
molekul : 176,13
Rumus
molekul : C6H8O6
Kelarutan : mudah larut dalam air; agak sukar
larut dalam etanol (95%); praktis tidak larut dalam kloroform,
dalam eter dan dalam benzen
Pemerian : serbuk atau hablur; putih atau
agak kuning; tidak berbau; rasa asam
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, terlindung
dari cahaya
Kegunaan : sebagai sampel
2.
Aquades (Dirjen POM,
1979).
Sinonim : aqua destillata
Berat
molekul : 18,02
Rumus
molekul : H2O
Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna,
tidak berbau, dan tidak mempunyai rasa
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : sebagai pengencer
3.
Kanji (Dirjen POM,
1979).
Sinonim : amylum manihot
Kelarutan : larut dalam air panas, membentuk
atau menghasilkan larutan agak keruh
Pemerian : serbuk putih, hablur
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik, di tempat
sejuk dan kering
Kegunaan : sebagai indikator
4.
Iodium (Dirjen POM,
1995).
Sinonim : iodium
Berat
molekul : 126,91
Rumus
molekul : I2
Kelarutan : keping atau butir, mengkilat
seperti logam, hitam kelabu, bau khas
Pemerian : sukar larut dalam air, mudah
larut dalam garam iodida, mudah larut dalam etanol 95%
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : sebagai larutan baku
5.
Asam sulfat (Dirjen
POM, 1979).
Sinonim : acidum sulfuricum
Berat
molekul : 98,07
Rumus
molekul : H2SO4
Pemerian : cairan kental seperti minyak,
korosif, tidak berwarna; jika ditambahkan ke dalam air menimbulkan panas
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : sebagai zat tambahan
E.
PROSEDUR
KERJA
1.
|
-
ditimbang 0,1 g
-
diencerkan dengan aquades
dalam gelas kimia hingga 50 ml
-
dipanaskan hingga
terbentuk larutan kanji yang agak bening
Indikator kanji 0,5%
2.
|
-
digerus dan ditimbang
0,05g
-
|
-
-
dipipet sebanyak 5 ml
ke dalam Erlenmeyer
-
diteteskan dengan
larutan kanji 0,5% sebanyak 10 tetes
-
dititrasi dengan
larutan I2
Larutan berwarna biru
F.
HASIL
PENGAMATAN
Diketahui : VI2 = 0,5 ml
BE =
8,806 mg
mg sampel =
0,05 g = 50 mg
Ditanyakan : Kadar vitamin C = … ?
Penyelesaian :
Kadar vitamin C = VI2 x BE
x 100%
mg sampel
= 0,5 ml
x 8,806 mg
x 100%
50 mg
= 4,403
x 100%
50
= 8,806%
G.
PEMBAHASAN
Pada percobaan ini, dilakukan
penetapan kadar vitamin C dengan metode iodimetri. Iodimetri adalah titrasi
langsung dan merupakan metode penentuan atau penetapan kuantitatif yang dasar
penentuannya adalah jumlah I2 yang bereaksi dengan sampel atau
terbentuk dari hasil reaksi antara sampel dengan ion iodida. Iodimetri adalah
titrasi redoks dengan I2 sebagai pentiternya. Dalam reaksi redoks
harus selalu ada oksidator dan reduktor , sebab bila suatu unsur bertambah
bilangan oksidasinya (melepaskan elektron), maka harus ada suatu unsur yang
bilangan oksidasinya berkurang atau turun (menangkap elektron). Dalam bidang
farmasi penetapan ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui kadar yang
terkandung di dalam suatu sediaan, apakah sudah sesuai dengan aturan atau
tidak.
Sampel yang digunakan dalam
percobaan ini adalah vitamin C dengan merek vitacimin. Indikator yang digunakan
adalah indikator kanji. Kanji digunakan karena akan membentuk kompleks iod amilum
yang berwarna biru tua meskipun konsentrasi I2 sangat kecil dan
molekul iod terikat kuat pada permukaan beta amilosa seperti amilum. Indikator
kanji yang digunakan harus dalam keadaan panas agar mendapatkan hasil titrasi
yang maksimal dan juga karena kanji tidak dapat larut jika tidak dipanaskan.
Tetapi, dalam pemanasannya harus diperhatikan agar larutan kanji tersebut tidak
berubah menjadi encer.
Sebelum melakukan pentitrasian
vitamin C yang telah digerus dan diencerkan, terlebih dahulu dicampur dengan
larutan asam pekat. asam pekat yang digunakan disini adalah asam sulfat encer
(H2SO4). Hal ini dilakukan karena vitamin C yang telah
diencerkan dengan aquades, kadar keasamannya akan menurun, sehingga harus
ditambahkan dengan larutan asam agar vitamin C selalu berada dalam keadaan
asam, sebab jika tidak maka hasil titrasi tidak akan maksimal.
Kemudian
larutan vitamin C dititrasi secara perlahan-lahan dengan larutan iodium. Ketika
akan mencapai batas akhir titrasi larutan vitamin C terkadang menimbulkan warna
biru akan tetapi warna biru tersebut hilang lagi. Hal ini dikarenakan masih ada
vitamin C yang belum bereaksi dengan larutan iodium. Setelah beberapa saat maka
didapatkanlah hasil larutan yang berwarna biru mantap. Hal ini menandakan bahwa
vitamin C telah habis bereaksi dan titik akhir titrasi telah tercapai. Warna
biru terbentuk karena dalam larutan pati, terdapat unti-unit glukosa membentuk
rantai heliks karena adanya ikatan konfigurasi pada tiap unit glukosanya.
Bentuk ini menyebabkan pati dapat membentuk kompleks dengan molekul iodium yang
dapat masuk ke dalam spiralnya., sehingga menyebabkan warna biru tua pada
kompleks tersebut. Berikut ini reaksi yang terjadi antara vitamin C dengan
iodium :
C6H8O6
+ I2 C6H6O6
+ 2I- + 2H+
Konsentrasi
larutan iodium yang digunakan untuk mencapai titik akhir titrasi tersebut
adalah sebesar 0,1N. Dalam titrasi ini, tidak dapat diketahui titik
equivalennya, sehingga untuk menentukannya dapat dilihat dari hantaran listrik,
potensial, ataupun dengan menggunakan pH. Kemudian setelah itu dihitung kadar vitamin
C yang terkandung di dalam sampel dan didapatkan hasil jika kadar sampel
tersebut adalah sebesar 8,806%.
H.
KESIMPULAN
Setelah
melakukan praktikum, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kadar vitamin C yang
terkandung dalam sampel adalah sebesar 8,806%
DAFTAR
PUSTAKA
Arifin,
Helmi, Vivi Delvita, dan Almahdy A., 2007, Pengaruh Pemberian Vitamin C terhadap Fetus pada Mencit
Diabetes, Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi, Vol. 12, No. 1, ISSN : 1410 – 0177, Andalas.
Dirjen
POM, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi
Ketiga, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.
Dirjen
POM, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi
Keempat, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.
Gandjar,
Ibnu G. dan Abdul Rohman, 2007, Kimia
Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta. (Hal. 153 - 154)
Safaryani,
Nurhayati, Sri Haryanti, dan Endah Dwi Hastuti, 2007, Pengaruh Suhu dan Lama Penyimpanan terhadap
Penurunan Kadar Vitamin C Brokoli (Brassica
oleracea L), Buletin Anatomi dan
Fisiologi, Vol. XV, No. 2, Semarang.
Tjitro,
soejono, Juliana Anggono, Adriana Anteng Anggorowati, dan Gatut Phengkusaksomo, 2000, Studi Prilaku
Korosi Tembaga dengan Variasi Konsentrasi
Asam Askorbat (Vitamin C) dalam Lingkungan Air yang Mengandung Klorida dan Sulfat, Jurnal Teknik Mesin, Vol. 2,
No. 1, Surabaya.
Wahyuni,
Sri Raharjoe Asj’ari, dan Ahmad Hamim sadewa, 2008, Kajian Kemampuan Jus Buah Tomat (Solanum lycopersicum)
dalam Menghambat Peningkatan Kadar
Malondyaldehide Plasma Setelah Latihan Aerobik
Tipe High Impact, Jurnal Kesehatan, Vol. 1, No. 2, ISSN : 1979 – 7621, Yogyakarta.
The Tithin' Tithin' Tithin' Tithin' Tithin' Tithin' Tithin' - ITNBI
BalasHapusTithin' Tithin' Tithin' titanium flask Tithin' blue titanium cerakote Tithin' titanium flask Tithin' Tithin' Tithin' Tithin' Tithin' Tithin' Tithin' Tithin' titanium road bike Tithin' 출장샵 Tithin' Tithin' Tithin' Tithin'